Kimia Hijau Dalam Pembangunan Berkelanjutan
Tujuan Pembelajaran:
Siswa mampu:
- Mendeskripsikan pengertian dan pentingnya hijau bagi pembangunan berkelanjutan
- Menganalisis prinsip kimia hijau dalam kehidupan sehari-hari
- Mengidentifikasi proses kimia dalam kehidupan sehari-hari yang tidak sesuai dengan prinsip kimia hijau
- Menciptakan gagasan dan kegiatan untuk implementasi kimia hijau dalam rangka mencapai pembangunan berkelanjutan
Roadmap Belajar
AKTIVITAS 1
Analisis Artikel Berikut Ini!
Artikel 1
2. https://www.rri.co.id/daerah/232732/pemakaian-pupuk-kimia-berlebihan-sebabkan-lahan-pertanian-rusak
Artikel 2
1. https://greeneration.org/publication/green-info/limbah-detergen/
2. https://www.greenmatch.co.uk/blog/is-soap-bad-for-the-environment
Diskusi Bersama!
Artikel | Deskripsi Singkat | Permasalahan | Solusi |
1 | ……… | ……… | ……… |
2 | ……… | ……… | ……… |
Penguatan Konsep Dasar:
Jawablah pertanyaan dibawah ini untuk menguatkan konsep dasar yang anda pelajari!
1. Apakah kegiatan pembangunan dan aktivitas manusia selalu berdampak buruk bagi lingkungan?
2. Mengapa pencemaran dan perusakan lingkungan terus menerus terjadi?
3. Bagaimana dampak perilaku pencemaran lingkungan tersebut apabila tidak dihentikan bagi masa depan?
AKTIVITAS 2
Sustainable Development Goals (SDGs) atau tujuan pembangunan berkelanjutan adalah 17 tujuan dengan 169 capaian yang terukur dan tenggat yang telah ditentukan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Agenda ini dibuat untuk menjawab tuntutan kepemimpinan dunia dalam mengatasi kemaslahatan manusia dan planet bumi, seperti masalah kemiskinan, kesenjangan, dan perubahan iklim dalam bentuk aksi nyata.
Tujuan ini dicanangkan bersama oleh negara-negara lintas pemerintahan pada resolusi PBB sebagai ambisi pembangunan bersama hingga tahun 2030. Sekaligus merupakan kelanjutan atau pengganti dari Tujuan Pembangunan Milenium di markas besar PBB pada tahun 2000 dan tidak berlaku lagi sejak akhir 2015.
Konsep Tujuan Berkelanjutan lahir pada Konfernsi Pembangunan Berkelanjutan PBB, Rio+20, pada 2012 dengan menetapkan rangkaian target yang bisa diaplikasikan secara universal serta dapat diukur dalam menyeimbangkan tiga dimensi pembangunan berkelanjutan: lingkungan, sosial dan ekonomi.
Informasi Tambahan ↓
1. https://www.youtube.com/watch?v=aCp4PTe-kSU
2. https://www.youtube.com/watch?v=rpI0xa-W_Lo
3. https://www.youtube.com/watch?v=KtWCUY8-qUU
Sumber: https://www.indonesiabaik.id/infografis/sdgs-untuk-dunia-yang-lebih-baik
Observasi dan Berfikir Kritis
1. Berdasarkan artikel di atas, apa yang menjadi faktor terciptanya SDGs atau tujuan pembangunan berkelanjutan?
2. Menurut Anda, upaya apa yang harus dilakukan pemimpin daerah dalam menerapkan SDGs di daerahnya?
3. Berikan pendapat Anda tentang program di atas, apakah dapat menyelamatkan planet bumi dari permasalahan-permasalahan yang ada?
Pertanyaan-pertanyaan apa lagi yang dapat Anda ajukan untuk mengeksplorasi informasi di atas!
A. PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Konsep pembangunan berkelanjutan diartikulasikan dari Komisi PBB untuk Lingkungan dan Pembangunan pada tahun 1987 (Komisi Brundtland) Secara sederhana, konsep ini dikembangkan sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Sejak diperkenalkan oleh Komisi Brundtland, sejumlah pemerintah dan kelompok masyarakat telah mempertimbangkan secara mendalam mengenai arti berkelanjutan yang sebenarnya. Penggerak utama yang memanaskan diskusi ini adalah (1) Berapa tingkat penipisan bahan bakar fosil yang dapat diterima? (2) Apakah ada tingkat polusi atmosfer dan air yang dapat diterima?
Secara jelas, limbah dihasilkan dalam proses industri apa pun dan pertanyaan utamanya bukanlah produksinya, tetapi bagaimana penanganannya. Jika kita menghasilkan aliran limbah, maka apakah limbah Jersebut dapatkah dipulihkan, didaur ulang, atau digunakan kembali? Sebagai contoh, jika karbon dioksida adalah aliran limbah, dapatkah kita menyimpulkan bahwa alam akan menyerapnya atau akan berkontribusi nada pemanasan global dan menyebabkan perubahan iklim? Apa penyebab kerusakan lahan pertanian pada Gambar 1?
Gambar 1. Degradasi Lahan Pertanian
Pertanyaan-pertanyaan ini membutuhkan analisis yang mendalam dan Endak lanjut yang nyata Nasib keseluruhan planet ini (kemanusiaan, ekosistem, dan cara hidup kita) bergantung pada keseimbangan. Metode untuk memastikan keberlangsungan planet kita dan sumber dayanya meliputi hal-hal berikut.
1. Melarang atau tidak memberi izin bagi pertambahan bahan beracun (misalnya, logam berat) dari kerak bumi dan tempat lainnya.
2. Tidak terus-menerus membuat senyawa yang tidak dapat terurai mudah rusak (misalnya, CFC dan benzodioksin) yang berturut-turut dapat menyebabkan kerusakan pada ozon dan kehidupan air
3. Memastikan bahwa proses alami yang ada di bumi tidak terganggu (misalnya, perusakan hutan dan mencemari daerah aliran sungai).
4. Tidak menguras atau menimbun sumber daya alam (misalnya air)
Kunci penyelamatan kehidupan di bumi ini adalah keberlanjutan, yang berarti hidup dengan cara yang tidak menguras sistem pendukung vital bumi. Tantangan besar terhadap keberlanjutan adalah: pertumbuhan populasi di luar daya dukung bumi, (2) perubahan yang berpotensi mengganggu iklim global, (3) penyediaan pangan yang cukup, (4) penipisan sumber daya bumi, (5) pasokan energi yang memadai, dan (6) pencemaran lingkungan bumi dengan racun dan zat persisten. Tentu saja tidak akan mudah untuk mengatasi tantangan ini dan mencapai keberlanjutan yang sama sekali tidak pasti agar umat manusia berhasil atau bahkan bertahan hidup di bumi Namun, kita harus mencobanya. Alternatif bekurangnya populasi dunia hanya untuk beberapa juta orang yang bertahan hidup dalam kemiskinan dan kesengsaraan di planet yang terkuras secara menyedihkan dalam kondisi yang tidak bersahabat terlalu suram untuk direnungkan.
Pencapaian keberlanjutan membutuhkan kepatuhan terhadap sepuluh pedoman keberlanjutan sebagai berikut
1) Kesejahteraan manusia harus diukur dari segi kualitas hidup, bukan sekadar perolehan kepemilikan 1 materi, yang menuntut bahwa ekonomi, pemerintahan, sistem, keyakinan, dan gaya hidup pribadi harus mempertimbangkan lingkungan dan keberlanjutan.
2) Beban pada sistem pendukung bumi dinyatakan sebagai
Oleh karena itu, sangat penting untuk mengatasi jumlah orang di bumi dan permintaan masing-masing pada sumber daya bumi.
1) Mengingat akan risiko bencana global dan teknologi yang digunakan dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan manusia, penting untuk mengakui antroposfer sebagai salah satu dari lima bidang dasar lingkungan dan untuk merancang serta mengoperasikan teknologi dengan tujuan nol dampak lingkungan dan keberlanjutan maksimum.
2) Mengingat bahwa energi merupakan kunci keberlanjutan, maka pengembangan pemanfaatan secara efisien terhadap sumber energi yang berlimpah dengan sedikit atau tidak ada dampak lingkungan tentunya sangat penting.
3) Iklim yang kondusif untuk kehidupan di bumi harus dipertahankan dan harus ditemukan cara yang dapat diterima untuk menghadapi perubahan iklim yang mau tidak mau pasti terjadi.
4) Kapasitas bumi untuk produktivitas biologis dan pangan harus dipertahankan dan ditingkatkan, dengan mempertimbangkan kelima bidang lingkungan.
5) Kebutuhan material harus dikurangi secara drastis. Bahan harus berasal dari sumber terbarukan, dapat didaur ulang, dan jika dibuang ke lingkungan dapat terdegradasi.
6) Produksi dan penggunaan zat beracun, berbahaya, dan persisten harus diminimalkan serta zat tersebut tidak boleh dilepaskan ke lingkungan. Setiap limbah yang dibuang ke tempat pembuangan harus diubah menjadi bentuk yang tidak berbahaya.
7) Harus diakui bahwa ada risiko dalam tidak mengambil risiko.
8) Pendidikan keberlanjutan sangat penting serta harus mencakup semua usia dan strata masyarakat yang disebarluaskan melalui semua media dan menjadi tanggung jawab bagi semua yang memiliki keahlian dalam keberlanjutan.
Paradigma untuk memastikan bahwa proses kimia yang dikendalikan manusia tidak melebihi kapasitas bumi adalah mempromosikan teknologi kimia inovatif yang mengurangi atau menghilangkan penggunaan atau pembuatan zat berbahaya di dalam desain, manufaktur, dan penggunaan produk kimia. Pernyataan ini menjadi definisi konsep "kimia hijau" (green chemistry), konsep yang sekarang telah diterima dengan sangal baik serta menjadi bagian dalam banyak kurikulum kimia dan filosofi industri. Bahkan konsep triple bottom line, yaitu keuangan, sosial, dan lingkungan bergantung pada kimia hijau. Kimia hijau telah menjadi bidang yang sangat diperlukan dalam pembelajaran kimia.
B. PRINSIP KIMIA HIJAU DALAM MENDUKUNG UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN
Kimia hijau bukan hanya terkait dengan penggunaan dan produksi bahan kimia yang aman saja. Prinsip kimia hijau dapat terapkan sendiri di rumah. Bahan kimia apa saja yang digunakan di rumah? Bagaimana cara menggunakannya? Bagaimana agar penggunaan bahan kimia di rumah dapat memberikan kontribusi terhadap prinsip kimia hijau? Menggunakan bahan kimia secukupnya, membuang bahan kimia pada tempatnya, menyimpan bahan kimia dengan cara yang benar, mengganti bahan kimia yang berbahaya dengan bahan alam yang lebih ramah lingkungan, serta menggunakan Kembali bahan plastik merupakan wujud kontribusi terhadap prinsip kimia hijau.
Gambar 2. Hasil aktivitaspenerapan prinsip kimia hijau
Prinsip kimia hijau sangat memberikan kontribusi terhadap pelestarian lingkungan. Dalam aktivitas selanjutnya, Kalian akan merancang, mengembangkan, dan mempraktikkan prinsip yang lebih hijau untuk pelestarian lingkungan. Lakukan Aktivitas 3 untuk mengenal prinsip kimia hijau. Analisis lebih dahulu apa dan bagaimana prinsip kimia hijau itu dengan mencermati infografis yang disajikan pada Gambar 3
Gambar 3. Prinsip kimia hijau
AKTIVITAS 3
1. Cairan Multifungsi Eco Enzyme
2. Pewarna alami pengganti pewarna sintetis
3. Membuat Sabun Deterjen Cair Ramah Lingkungan Sendiri bisa Untuk Laundry / Rumah Tangga Determat ECO
C. PARAMETER KUANTITATIF KIMIA HIJAU
Proses kimia melibatkan perubahan suatu bahan menjadi bahan lain dengan sifat kimia yang berbeda dari bahan bakunya. Sifat-sifat kimia produk reaksi ini dapat berpengaruh terhadap kualitas lingkungan. Oleh karena itu, Anda harus memperhitungkan aspek kuantitatif yang dapat digunakan untuk mendeskripsikan efek perubahan tersebut terhadap kualitas lingkungan. Parameter kuantitatif ini antara lain rendemen, ekonomi atom, efisiensi massa, intensitas massa, efisiensi karbon, selektivitas reaksi, dan faktor ekonomi.
1) Rendemen (Presentase Hasil, Yield)
Dikutip dari buku Manfaat Buah Pala sebagai Antisarcopenia, Yuni Susanti Pratiwi (2019:79), rendemen adalah perbandingan jumlah kuantitas ekstrak yang dihasilkan dari ekstrasi tanaman yang dinyatakan dalam satuan persen.
Semakin tinggi persentase rendemen yang dihasilkan, menerangkan bahwa nilai ekstrak yang dihasilkan semakin banyak. Adapun persentase rendemen dipengaruhi oleh sejumlah faktor, antara lain:
- Faktor pra-panen yang meliputi jenis atau varietas tanaman, cara budidaya, waktu, serta cara panen.
- Faktor pasca-panen yang meliputi cara penanganan bahan, cara penyulingan, pengemasan, hingga transportasi.
Pada dasarnya, rendemen dihitung dengan menggunakan rumus untuk mencari tahu persentase hasil reaksi secara eksperimen yang dibandingkan dengan hasil teoritis. Oleh karena itu, rumus rendemen dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini.
2) Ekonomi Atom
Persentase hasil reaksi kimia menunjukkan perbandingan kuantitas produk yang sebenarnya dengan produk teoretis. Parameter ini benar-benar mengevaluasi efisiensi reaksi. Dengan menggunakan strategi ini, suatu reaksi dikatakan efisien sempurna jika memberikan 100% produk yang diinginkan. Namun, perhitungan persentase hasil tidak memberikan informasi tentang sejauh mana produk yang tidak diinginkan terbentuk dalam jalur reaksi. Dalam industri kimia terdapat banyak contoh reaksi yang menghasilkan limbah dengan massa dan volume yang jauh lebih besar daripada produk yang diinginkan.
Tujuan utama green chemistry adalah merancang produk/proses kimia dengan target menghilangkan atau mengurangi penggunaan atau produksi zat berbahaya. Selama sintesis produk kimia tertentu, atom-atom reaktan mungkin tidak semuanya tergabung dalam produk yang diinginkan, tetapi sebagian bergabung menjadi produk samping dan produk limbah yang mungkin berbahaya bagi lingkungan. Profesor Sheldon dari Delft University, Belanda mengkuantifikasi konsep ekonomi atom. Untuk menghitung jumlah produk limbah dalam reaksi tertentu, ia menghitung persentase penggunaan atom dengan membagi berat molekul produk yang diinginkan dengan berat molekul semua produk yang dihasilkan dalam reaksi sebagai berikut.
Ekonomi atom persentase adalah cara menunjukkan, sebagai persentase, berapa banyak reaktan untuk reaksi tertentu yang berakhir menjadi produk yang diinginkan.
Sering kali, reaksi tidak hanya menghasilkan produk yang diinginkan, tetapi juga produk 'limbah' lainnya. Dengan menggabungkan massa relatif (Mr) semua reaktan dan membandingkannya dengan massa relatif produk yang diinginkan, kita dapat mengetahui berapa banyak reaktan yang 'berakhir' dalam produk yang diinginkan. Untuk mempermudah, kita nyatakan perbandingan tersebut dalam bentuk persentase. Perbandingan ini dihitung menggunakan rumus:
Untuk reaksi umum, A + B, bereaksi bersama untuk menghasilkan C + D, jika C adalah produk yang diinginkan, maka:
Jika, seperti yang terkadang terjadi, suatu reaksi hanya menghasilkan satu produk, ekonomi atomnya akan selalu 100% karena semua atom reaktan berakhir di satu-satunya produk! Misalnya, jika A + B bereaksi bersama dan hanya menghasilkan C, maka:
Reaksi dengan persentase atom ekonomis tinggi merupakan hal yang baik karena lebih sedikit massa reaktan yang 'terbuang' untuk menghasilkan produk yang tidak diinginkan. Namun, berhati-hatilah – hanya karena suatu reaksi memiliki persentase atom ekonomis yang tinggi, bukan berarti hasil produknya juga tinggi (lihat di bawah).
Contoh
- Temukan persentase ekonomi atom untuk produksi Besi (Fe) dari reaksi antara Besi (III) Oksida dan Karbon.
- Temukan persentase ekonomi atom untuk produksi etanol (CH 3 CH 2 OH) dari reaksi antara etena (CH 2 CH 2 ) dan air (H 2 O).
Penting untuk dipahami bahwa persentase keekonomian atom untuk suatu reaksi merupakan nilai teoretis. Tidak ada hubungan antara keekonomian atom suatu reaksi dan persentase hasil. Persentase hasil bersifat eksperimental – ini merupakan perbandingan antara berapa banyak produk yang BISA dihasilkan dalam suatu reaksi dan jumlah SEBENARNYA yang diperoleh. Persentase hasil dapat dipengaruhi oleh metode praktis dan bagaimana reaksi dilakukan. Persentase ekonomi atom tidak ada hubungannya dengan metode praktis atau data eksperimen. Prinsipnya selalu sama – persentase ekonomi atom untuk reaksi tertentu tidak pernah dapat diubah.
D. PROSES KIMIA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI TERKAIT HAL-HAL YANG TIDAK SESUAI DENGAN PRINSIP KIMIA HIJAU.
Dari Aktivitas 3 yang telah kerjakan, dapat disimpulkan bahwa tujuan akhir dari prinsip kimia hijau adalah pelestarian lingkungan. Selanjutnya bagaimana kita bisa mengetahui bahwa semua aktivitas yang kita lakukan sudah menunjukkan kontribusi terhadap penerapan prinsip kimia hijau? Tentu kita perlu mengidentifikasi senyawa kimia dan reaksi kimia yang berkontribusi maupun yang bertentangan dengan prinsi kimia hijau. Hal ini akan lakukan pada Aktivitas 4, namun sebelumnya mari cermati beberapa hal berikut. Pertama amati tabel sistem periodik unsur yang terdapat pada Gambar 4. Tabel ini terdiri dari berbagai unsur kimia yang lebih dahulu perlu Kalian kenali. Tabel ini juga memberikan contoh cara menuliskan lambang unsur atau lambang molekul dengan baik.
Hal kedua adalah memahami apakah pengertian unsur. Apa hubungannya dengan atom dan molekul? Untuk menjawabnya lakukan analisis terlebih dahulu pada Gambar 5 berikut.
Gambar 5. Pengertian atom, unsur, dan molekul
Dari Gambar 5 diketahui bahwa unsur merupakan zat tunggal yang tidak dapat diuraikan menjadi zat lainnya melalui reaksi kimia. Setiap unsur disusun dari gabungan atom sejenis. Sementara atom adalah unit terkecil dari suatu zat yang memiliki sifat kimia suatu unsur. Gabungan atom sejenis akan membentuk molekul unsur misalnya gas Oksigen (O2) ozon (O3) gas hidrogen (H2) gas klorin (Cl2) dan gas nitrogen (N2). Adapun gabungan atom yang berbeda akan menghasilkan molekul senyawa antara lain gas karbon dioksida (CO2) air (H2O) dan glukosa (C6H12O6). Molekul unsur dan molekul senyawa yang bereaksi dapat dibaca maupun tulis dalam suatu persamaan reaksi kimia.
Hal ketiga yaitu mengenal bahwa reaksi kimia merupakan proses perubahan yang terjadi bila satu senyawa berubah atau bereaksi dengan senyawa atau unsur lain, menghasilkan senyawa atau unsur yang baru. Secara molekuler proses kimia selalu disimbolkan dengan persamaan reaksi. Untuk lebih jelasnya, silakan Kalian lihat petunjuk penting dalam menuliskan persamaan reaksi kimia yang ada pada infografis Intisari berikut
Mari kita perhatikan lagi kesetaraan reaksi fotosintesis
6 CO2 (g) + 6 H2O (l) → 1 C6H12O6 (s) + 6 O2 (g)
Apabila tanpa koefisien reaksi
CO2 (g) + H₂O (1) → C6H12O6 (s) + O2 (g)
maka jumlah atom masing-masing unsur sebelah kiri tidak sama dengan kanan.
Di sebelah kiri jumlah atom C ada 1, jumlah atom O ada 3, dan jumlah atom H ada 2. Sedangkan di sebelah kanan jumlah atom C ada 6, jumlah atom O ada 8, dan jumlah atom H ada 12. Tidak sama bukan?
Dengan menambahkan koefisien reaksi pada persamaan:
6 CO2 (g) + 6 H₂O (1) → 1 C6H12O6 (s) +6 O2 (g)
Maka:
Di sebelah kiri jumlah atom C ada 6. jumlah atom O ada 18, dan jumlah atom H ada 12. Sedangkan di sebelah kanan jumlah atom C ada 6, jumlah atom O ada 18. dan jumlah atom H ada 12. Sudah sama bukan? Inilah yang disebut reaksi setara.
Latihan 1
Diskusikan bersama kelompok dan tulislah persamaan reaksi kimia setara dari:
(1) N2 (g) + H2 (g) → NH3 (g)
(2) H₂SO₄ (aq) + NaOH (aq) → Na2SO4 (aq) + H2O (1)
(3) Cl2 (g) + O2 (g) → Cl₂O, (g)
(4) H2O2 (1) H₂O (1) + O2 (g)
(5) CaCO3 (s) + HCl → CaCl₂ (aq) + H2O (1) + CO2 (g)
E. PENDEKATAN GREEN CHEMISTRY DALAM KEGIATAN SEHARI-HARI
Untuk menelaah pendekatan kimia hijau dalam kegiatan sehari-hari, perhatikan contoh kegiatan dalam pencucian kering (dry cleaning). Telaah bagaiman pencucian normal, pencucian kering, dan bagaimana pencucian kering “lebih hijau” dari pada pencucian normal.
A. Penggunaan Bahan Pembersih Alami
1. Masalah:
Bahan pembersih konvensional mengandung amonia, klorin, fosfat, dan surfaktan sintetis yang mencemari air dan berisiko kesehatan.
2. Solusi Green Chemistry:
Menggunakan pembersih alami seperti cuka, baking soda, jeruk nipis, dan sabun castile.
3. Contoh Prosedur Pembuatan Pembersih Serbaguna:
· 1 cangkir cuka putih
· 1 cangkir air
· 1 sendok teh baking soda
· Beberapa tetes minyak esensial (misalnya lavender/lemon)
Langkah-langkah:
1. Campur air dan cuka dalam botol semprot.
2. Tambahkan baking soda dan minyak esensial.
3. Kocok perlahan dan siap digunakan.
4. Manfaat:
· Tidak beracun
· Murah
· Tidak menghasilkan limbah berbahaya
B. Kompos dari Sampah Organik
1. Masalah:
Sampah organik yang dibuang ke TPA menghasilkan gas metana, berkontribusi terhadap pemanasan global.
2. Solusi Green Chemistry:
Membuat kompos dari limbah dapur: kulit buah, sayur, daun kering.
3. Prosedur Pembuatan Kompos Skala Rumah Tangga:
· Siapkan ember/wadah berlubang.
· Masukkan sisa organik dan lapisi dengan daun kering/kertas.
· Aduk seminggu sekali agar aerasi tercapai.
· Jaga kelembapan (tidak terlalu basah/kering).
· Dalam 1–2 bulan, hasilnya menjadi pupuk kompos.
4. Manfaat:
· Mengurangi limbah
· Menghasilkan pupuk alami
· Mengurangi kebutuhan pupuk kimia
C. Membuat Sabun Organik Ramah Lingkungan
1. Masalah:
Sabun industri mengandung surfaktan buatan, zat pewarna sintetis, dan parfum yang mencemari air.
2. Solusi Green Chemistry:
Membuat sabun dari minyak nabati dan NaOH yang mudah terurai dan aman bagi lingkungan.
3. Prosedur Pembuatan Sabun Cair dari Minyak Kelapa:
Bahan:
· 500 ml minyak kelapa
· 70 g NaOH
· 200 ml air
· Minyak esensial (opsional)
Langkah:
1. Campurkan NaOH ke air perlahan (bukan sebaliknya).
2. Panaskan minyak hingga 40–50°C.
3. Tuangkan larutan NaOH ke minyak secara perlahan sambil diaduk.
4. Aduk terus hingga mengental (trace).
5. Diamkan dalam cetakan selama 24 jam.
6. Setelah 4 minggu curing, larutkan sebagian dengan air untuk sabun cair.
4. Manfaat:
· Tidak mencemari air
· Lebih hemat
· Aman untuk kulit sensitif
D. Mengurangi Penggunaan Plastik Sekali Pakai
1. Masalah:
Plastik sulit terurai, mencemari laut dan rantai makanan.
2. Solusi Green Chemistry:
Gunakan alternatif biodegradable:
· Tas belanja dari kain
· Wadah makanan dari bambu/stainless
· Sedotan logam/bambu
3. Tindakan Praktis:
· Selalu membawa tas kain lipat
· Membeli produk dengan kemasan isi ulang
· Memilih produk dengan label “biodegradable” atau “eco-friendly”
E. Penghematan Energi dan Air
1. Masalah:
Energi dari bahan bakar fosil menyebabkan emisi CO₂.
2. Solusi Green Chemistry:
· Gunakan lampu LED hemat energi
· Gunakan pemanas air tenaga surya
· Gunakan mesin cuci dan AC berlabel hemat energi (Energy Star)
3. Langkah Praktis:
· Matikan alat elektronik jika tidak digunakan
· Gunakan timer dan sensor gerak pada lampu
· Gunakan shower bertekanan rendah untuk menghemat air
Ringkasan Penerapan Green Chemistry
Aktivitas | Masalah Kimia | Solusi Hijau | Prinsip Green Chemistry |
Pembersih Rumah | Amonia & Klorin | Cuka & Baking Soda | Non-toksik, pencegahan limbah |
Aktivitas | Masalah Kimia | Solusi Hijau | Prinsip Green Chemistry |
Pengolahan Sampah | Metana dari TPA | Kompos | Bahan terbarukan, dekomposisi |
Sabun Mandi | Surfaktan sintetis | Sabun organik | Desain bahan aman |
Belanja | Sampah plastik | Tas kain | Dapat terurai, pencegahan limbah |
Energi | Emisi CO₂ | Lampu LED | Efisiensi energi |